Kebakaran yang menimpa kawasan kumuh di dekat pintu keluar Tol Pluit menuju arah bandara Sukarno Hatta pada Selasa 07/08/'07 menghanguskan 200an rumah yang terbuat dari bahan yang mudah terbakar. setelah dua hari, masyarakat yang rumahnya terbakar tinggal di tenda-tenda sementara dan sebagian mengungsi ke rumah sanak saudaranya.
Kata Ragil, salah seorang warga yang rumahnya terbakar, Kawasan kumuh ini sudah ada sejak 7 tahun lebih, pada saat itu ia datang membeli petak lahan dengan ukuran 10x3 meter dengan harga 1,4 juta. ia menuturkan, jika kawasan ini telah di perbaiki, ia akan mendirikan bangunan di tempat semula, karena tidak memiliki lahan lain. Jika memang akan digusur, ia minta agar pemerintah menggusur semuanya dengan adil dan tidak tebang pilih.
Pada saat kebakaran, Tol sempat di tutup beberapa saat. namun karena keperluan transportasi warga yang sangat tinggi, jalan di buka kembali. Dari total 6 jalur yang ada hanya digunakan satu jalur saja ke arah bandara dan dua jalur ke arah sebaliknya. hal ini untuk menghindari kemungkinan yang lebih buruk jika beban terlalu berat.
menurut Dirjen Penanggung jawab penggunaan Tol, Wisnu Wawenang, sebenarnya kekuatan Tol terletak pada Pre Press kawat baja yang menopang rangka Tol. dan kekuatan akan hilang jika terkena panas tinggi yang dapat memuaikan kawat baja yang pengikat rangka, sehingga tekanan tang diberikan kawat melemah, bahkan hilang. apalagi, pada kebakaran kali ini, suhu pada saat terjadi kebakaran suhu permukaan berkisar 700 derajat celcius. dan setelah api padam +200 derajad celcius.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment