Pemesanan

PEMESANAN

BARANG 1 BARANG 2 BARANG 3

Thursday 9 August 2007



KAMERA


(Tulisan ini boleh disalin, dengan catatan mencantumkan nama penulis. Mari saling menghormati hak cipta).


Kamera merupakan alat perekam gambar atau kotak kedap cahaya. Di dalamnya terdapat sebuah lensa yang mampu menerima cahaya dari sebuah objek yang kemudian direkam dengan alat pekat cahaya atau film.
Tiga hal yang paling penting untuk diperhatikan dalam setiap pemotertan, yaitu kecepatan rana, bukaan diagframa dan penemu jarak atau fokus. Kemampuan pemotret menggunakan ketiga kontrol kemera tersebut akan sangat mempengaruhi hasil dari foto. Kecepatan rana dan bukaan diagframa dapat mempengaruhi pencahayaan dan ketajaman hasil foto.

-Kecepatan Rana-Kecepatan rana adalah rentang waktu sebuah rana membuka pada saat pemotretan. Kecepatan rana tinggi –misalnya 1/500 detik- biasanya digunakan untuk membekukan gerakan cepat, misalnya peristiwa olahraga. Sedangkan rana rendah –misalnya 1/15 detik- tidak dapat membekukan gerakan. Walaupun demikian, kecepatan rana ini masih dapat digunakan untuk memotret benda bergerak menyamping dengan teknik panning.
-Diafragma-Bukaan difragma adalah lubang lensa tempat sinar masuk ke dalam kamera. Besar kecilnya dapat diatur. Besar bukaan diafragma penting untuk mengontroll pencahayaan dan ruang tajam. Bukaan difragma besar memasukan cahaya lebih banyak cahaya dan memberi ruang tajam yang sempit. Sebaliknya, bukaan difragma kecil memasukan cahaya lebih sedikit dan memberi ruang tajam yang luas. Besaran bukaan diafragma dinyatakan dalam angka f (kecil) ; di sebut juga f stop. Sebagai pedoman, angka kecil menandakan bukaan besar; angka besar menandakan bukaan kecil. Urutan angka diafragma atau f ini menggambarkan besar bukaan : f:1,4; f:2; f:2,8; f:4; f:5,6; f:8; f:11; f:16; f:22. Setiap bukaan – dari f:22 sampai f:1,4 – meneruskasn cahaya dua kali lebih banyak dari pada angka f sebelumnya. Angka-angka diafragma tersebut mempengaruhi ruang tajam atau jarak antara objek yang terdekat dengan yang terjauh.
-Ruang Tajam-Ruang tajam adalah jara terdekat dan jarak terjauh yang masih berada dalam rentang fokus.
-Fokus-Fokus adalah pertemuan berkas sinar atau cahaya melalui lensa setelah berbias atau dipantulkan. Fokus juga bisa diartikan sebagai gambaran tajam atau kejelasan suatu objek pemantulan.


CARA MEMEGANG KAMERA

a. salah
b. Benar
Memegang kamera seringkali dianggap hal yang sangat sepele. Maka hal ini sering luput dari perhatian. Hal ini sedikit banyaknya dipengaruhi oleh kebiasaan, pemotret yang memotret dengan cara yang tidak benar akan menuai berbagai kerugian antara lain:
- Tidak bisa melakukan fokus secara leluasa- Sulit mengubah selector diafragma dan kecepatan- Tidak bisa dengan mudah menekan tombol pelepas rana kamera- Memperbesar timbulnya kegoyangan saat menekan tombol pelepas kamera- Kehilangan moment-moment penting
ket :di atas adalah cara memegang kamera yang benar dan juga beberapa cara mengambil sudut pandang atau yang biasa kita kenal dengan angle.
Tips :Karena style di atas bukan harga mati maka silahkan berekplorasi dengan gaya anda sendiri dengan catatan gunakan kuda-kuda yang kuat yang tujuannya menghindari shake dengan menjaga horizon dan vertikalnya tertata dengan baik


TEKNIK PENCAHAYAAN
Teknik pencahayaan optimal, suatu foto tidak dapat menjadi karya yang baik. Oleh karena itu, seluk beluk pencahayaan mutlak harus diketahui dan dikuasai pemotret. Caranya adalah dengan melatih kepekaan terhadap cahaya yang muncul.
Ada beberapa cahaya alami dalam pemotretan :

1. Cahaya alami (natural lights), yaitu cahaya pemotretan yang berasal dari alam. Misalnya matahari atau benda-benda angkasa yang mampu memantulkan cahaya.Cahaya ini terbagi menjadi dua :a. cahaya langsug (direct light), yaitu cahaya matahari yang langsung mengenai objek tanpa adanya hambatan. Sifatnya keras, menghasilkan bayangan yang tajam. Berkas cahayanya kuat, perbedaan bagian yang terkena sinar matahari dengan yag tidak amat sangat mencolok.b. Cahaya tidak langsung (inderct light), yaitu cahaya matahari yang mengenai objek setelah melewati awan atau kabut yang menutupi langit. Sifatnya halus, lembut dan merata, menghasilkan gradasi atau tone yang halus. Contohnya “window lights”cahaya dari jendela yang sangat banyak digemari kebanyakan pemotret karena menghasilkan “cahaya Rembrant”.

2. Cahaya buatan (artificial light), yaitu cahaya dalam pemotretan yang berasal dari cahaya buatan, misalnya lampu kilat. Karena lampu kilat memiliki keterbatasan, khususnya berkenaan dengan jarak pemotretan, pemotret harus paham betul pengukurannya.
Sebuah film/foto dikatakan mempunyai pencahayaan normal jika semua warna yang muncul sesuai dengan yang diharapkan. Ini hanya bisa terjadi kombinasi antara kecepatan rana dan diafragmanya tepat. Yang dimaksud dengan film/foto kelebihan cahaya (dalam istilah fotografi disebut “over”) yaitu jika bagian shadow density menerima cahaya berlebih (kehilangan detail). Sebaliknya film/foto yang dikatakan kekurangan cahaya atau “under” jika bagian shadow density tidak cukup menerima cahaya. Akibatnya detail gambar tidak dapat ditampilkan secara sempurna.

Ada beberapa jenis cahaya dalam pemotretan :1. Main light, cahaya utama yang digunakan sebagai acuan metering misalnya dapat berupa cahaya matahari, soft box dsg2. Fill in light, cahaya pengisi yang digunakan untuk mengurangi kepekatan daerah-daerah gelap yang ditimbulkan oleh main light untuk memunculkan detail objeknya3. Hairlight, cahaya yang digunakan untuk menimbulkan dimensii rambut4. Background light, cahaya yang digunakan untuk memunculkan detail backround objek.

Ada beberapa jenis arah datangnya cahaya dalam pemotretan :
1. Frontlight, pencahyaan dari depan, cahaya ini memberi kesan yang rata, tanpa dimensi dan efek bayang yang relatif kecil. Baik untuk digunakan pemotretan Close Up.2. Sidelight, pencahayaan dari samping, sangat baik untuk memunculkan tekstur pada pemotretan landscape dan menampilkan foto-foto berkarakter seperti potret, juga memberi kesan kedalaman dimensi pada objek foto.3. Backlight, pencahayaan yang datangnya dari belakang objek, pencahayaan jenis ini dapat memberikan semacam efek “halo” disekitar subjek, sehingga memberikan sentuhan moody dan kesan dramatis. Secara umum efek yang dihasilkan dapat menciptakan siluet. Berhati-hatilah dengan efek cahaya ini karena jika salah dapat menimbulkan flare.4. Top light, pencahayaan yang datangnya dari atasnya subjek yang dapat menampilkan detail benda, pencahayaan seperti ini sangat dihindari tetapi jika dimanfaatkan dengan tepat dapat menjadi foto yang sangat unik.

Tips pencahayaan :
1.pagi dan senja dijam-jam pagi dan petang, saat matahari terbit dan tenggelam, cahayanya bisa sangat menawan. 2.Gunakan reflector Untuk mendapatkan hasil yang lebih natural, gunakan reflector untuk memunculkan detil. Sebisa mungkin hindari penggunaan flash. 3.simpelkan siluet pastikan anda mendapatkan bentuk yang jelas dari subjek. Jangan sampai menimbulkan siluet yang lain. 4.lembutkan flash hindari sinar flash yang berlebihan. Kurangi kekuatan kilat lampu flash ketika anda memotret disiang hari. 5.Hindari flare Lindungi bagian depan lensa dengan tangan anda saat memotret menghadap matahari. 6.Tonjolkan warna Potretlah warna-warna yang kuat pada waktu cuaca agak mendung, tapi tak hujan. 7.metering yang cermat kamera anda bias terkecoh oleh kondisi pencahayaan yang tidak biasa. Lakukan spot metering untuk mengatasinya. 8.tambah cahaya saat berkabut untuk memotret suasana berkabut, naikkan eksposur hingga 1EV untuk memulihkan kecerahan 9.Lambatkan Ketika memotret dalam kondisi pencahayaan minim, kombinasikan shutter speed yang lambat dengan sinar flash untuk mendapatkan hasil menarik. 10.jangan cepat puas hasil yang memuaskan membutuhkan cahaya yang memadai. Jangan buru-buru puas sebelum anda mendapatkannya.
Ket : perhatikan perbedaan rentang ruang tajam pada ketiga foto diatas. Pada bukaan diafragma besar ruang tajamnya lebih sempit dan demikian seterusnya. Tips : gunakan bukaan besar (angka f kecil) untuk mengisolasi background yang mengganggu gunakan bukaan kecil (angka f besar) untuk pemotretan lanskap

(Artikel ini ditulis Oleh Ibnu Rusyid, Mahasiswa Il. Komunikasi UNIV. Lampung, Indonesia dan di Update o/ Fajar di Blog Ini)

Belajar Kamera SLR

SLR (SINGLE LENS REFLEKS)


SLR merupakan tipe kamera yang menggunakan cermin diletakan antara lensa dan film/sensor untuk memproyeksikan gambar. Cermin ini berguna agar pengguna kamera melihat apa yang ditangkap oleh lensa. Sehingga apa yang diintip melalui viewfinder, akan sama dengan apa yang nanti akan ditangkap oleh film/sensor. Terutama area serta fokus gambar yang diambil.
Konsep SLR dapat dijelaskan sebagai berikut:
Gambar yang ditangkap oleh lensa (1) kemudian dipantulkan oleh cermin(2) dan kemudian diproyeksikan sehingga sampai ke lensa yang dekat dengan mata pengguna kamera ( 8 ) melalui matte focusing screen(5), lensa(6), pentaprism(7). Pada saat pengambilan gambar, maka cermin(2) akan bergerak (lihat arah panahnya) dan focal plane shutter(3) membuka sehingga gambar dapat diproyeksikan ke film/lensa(4).
Arsitektur seperti inilah yang membuat kamera SLR butuh lebih mengeluarkan kocek. Pada intinya, kelebihan kamera SLR dibanding kamera lainnya (terutama compact/pocket camera) adalah tampilan di viewfinder. Hal ini penting karena: - WYSIWYG (apa yang dilihat di viewfinder sama dengan yang akan ditangkap sensor/film) - Pengguna dapat lebih fokus untuk melakukan framing area gambar yang akan diambil - Konsentrasi serta fokus dapat lebih ditingkatkan - Meminimalisir shaking. Pada kamera pocket, pengguna dapat melihat apa yang akan difoto pada LCD screennya, shaking dapat terjadi karena hanya lengan yang tidak kuat. Jika kita melihat menggunakan viewfinder, tumpuan dapat lebih dilakukan oleh kedua tangan dan kepala (lihat tutorial cara memegang kamera)

Kebakaran Tol Pluit arah Bandara

Kebakaran yang menimpa kawasan kumuh di dekat pintu keluar Tol Pluit menuju arah bandara Sukarno Hatta pada Selasa 07/08/'07 menghanguskan 200an rumah yang terbuat dari bahan yang mudah terbakar. setelah dua hari, masyarakat yang rumahnya terbakar tinggal di tenda-tenda sementara dan sebagian mengungsi ke rumah sanak saudaranya.

Kata Ragil, salah seorang warga yang rumahnya terbakar, Kawasan kumuh ini sudah ada sejak 7 tahun lebih, pada saat itu ia datang membeli petak lahan dengan ukuran 10x3 meter dengan harga 1,4 juta. ia menuturkan, jika kawasan ini telah di perbaiki, ia akan mendirikan bangunan di tempat semula, karena tidak memiliki lahan lain. Jika memang akan digusur, ia minta agar pemerintah menggusur semuanya dengan adil dan tidak tebang pilih.

Pada saat kebakaran, Tol sempat di tutup beberapa saat. namun karena keperluan transportasi warga yang sangat tinggi, jalan di buka kembali. Dari total 6 jalur yang ada hanya digunakan satu jalur saja ke arah bandara dan dua jalur ke arah sebaliknya. hal ini untuk menghindari kemungkinan yang lebih buruk jika beban terlalu berat.

menurut Dirjen Penanggung jawab penggunaan Tol, Wisnu Wawenang, sebenarnya kekuatan Tol terletak pada Pre Press kawat baja yang menopang rangka Tol. dan kekuatan akan hilang jika terkena panas tinggi yang dapat memuaikan kawat baja yang pengikat rangka, sehingga tekanan tang diberikan kawat melemah, bahkan hilang. apalagi, pada kebakaran kali ini, suhu pada saat terjadi kebakaran suhu permukaan berkisar 700 derajat celcius. dan setelah api padam +200 derajad celcius.